Monday, November 30, 2009

PENYAKIT KAMBING PERANAKAN ETAWA


Berbagai macam penyakit ringan yang sering di jumpai pada kambing Peranakan Etawa ( PE ) berdasar pengalaman di peternakan Perkumpulan Keluarga Islam Tapian Nauli ( Perkit ) & Pondok Pesantren Al-Fulqorn Kabupaten Malang Jawa Timur. Dari pengalaman  penelitian dan pengembangan kambing PE ini biasanya  mendapat penanganan yang sederhana dan mudah diatasi oleh para Santri di pondok pesantren Al-Furqon. Para santri sebelumnya sudah di bekali ilmu pengetahuan pengobatan Tradisional dan Modern melalui Teori dan Praktek teknik pengobatan yang di bimbing oleh drh Oloan Loebis MSi. Meskipun beberapa penyakit berat atau kelainan pada kambing PE memang kadang membutuhkan obat obatan yang Modern harus di beli yang sebelumnya di konsultasikan ke drh Oloan Loebis MSi. Ada beberapa obat tradisional maupun modern , dengan mengetahu gejala penyakit kambing PE di peternakan, para Santri di Pondok Al-Furqon  dapat dengan cepat mengobatinya. Pengobatan yang sederhana yang sering dilakukan oleh Santri apabila kambing PE yang mengalami penyakit ringan.Umumnya kambing PE mendapat serangan beberapa penyakit di tubuh kambing PE baik di luar ( kulit) maupun dalam tubuh kambing itu sendiri.

Penyakit mata

Penyakit ini bisa menyerang kambing PE pada saat cuaca kurang baik ( Panas terik dan di ikuti hembusan angin kuat yg dapat menerbangkan dedebuuan ) serta adanya penurunan daya tahan tubuh kambing PE ( karena kambing kurang mendapat asupan gizi )  biasanya mudah sekali terserang penyakit mata. Pengobatan tradisional yang pertama dilakukan dengan mengcampurkan daun sirih, garam dan air panas. Karena daun sirih yang direndam kedalam air panas mengeluarkan Zat ( yanga dapat membunuh virus , dan Garam dapur mengandung NaCl  Natrium Clorida).
Sedangkan cara pembuatan obatnya cukup sederhana dengan mengambil 3 lembar daun sirih, kemudian merendam dengan air panas didalam gelas yang di campur oleh garamdapur. Setelah air garam bercampur daun sirih tersebut dengantempratur suam suam kuku kira kira ( 40 ยบ C) di kompreskan ke bagian mata kambing etawa yang terjangkit penyakit tersebut dengan frekuwensi 1 kali sehari selama 2 hari bagusnya soreh hari.

Penyakit batuk

Penyakit ini kadang juga menyerang kambing etawa dan biasanya jika di sertai pilek atau semacam flu, pada penyakit ini kambing biasanya susah bernafas dan sering batuk batuk layaknya manusia, penyakit batuk pada kambing etawa kadang terjadi karena makanan hijauan yang agak basah terkena air hujan yang berlebihan .
Untuk pengobatan penyakit ini para peternak biasanya menggunakan beras kencur, sedangkan caranya cukup mengambil beberapa potong kencur ditumbuk di campur dengan beras kemudian di kasih air panas, setelah seduhan beras kencur tersebut dingin, minumkan ke kambing etawa yang sakit.

Penyakit Cacingan/Nafsu makan Menurun

Penyakit cacingan hampir selalu di jumpai oleh setiap kambing etawa karena faktor makanan yang biasanya membawa benih cacing kedalam perut kambing etawa. Untuk pengobatan penyakit ini biasanya di pondok pesantren santri melakukan tindakan preventif setiap 3 bulan dengan memberikan minuman campuran temu hitam dengan gula merah, Jika kurang nafsu makan kita juga bisa gunakan temu ireng di campur dengan garam sebagai perangsang nafu makan, untuk kambing etawa yang terserang cacingan cukup parah hingga kurus sekali sebaiknya di berikan makanan daun jimitri untuk beberapa hari.

Penyakit Gatal / Korep

Penyakit jenis ini biasanya menyerang pada sebagian kulit kaki, kepala dan sebagian tubuh kambing etawa, jenis penyakit ini mudah sekali menular pada kambing yang lain,
Untuk pengobatan dan penangananya pertama sebaiknya pisahkan kambing etawa yang sakit gatal ini dengan kambing yang lain kemudian pengobatanya kita bisa ambil bebara butir lirang ( belerang  ), oli bekas di campur dengan minyak goreng dan garam, di tumbuk sampai halus dan dioleskan ke bagian yang gatal dan sakit, lakukan beberapa kali hingga luka kurap mengering.

Penyakit Susu

Gejala Susu bengkak (ngrangkak) atau tidak keluar air susu disaat menyusui anak kambing kadang sering juga kita jumpai.
Untuk mengatasi penyakit ini kita bisa gunakan beberapa siung bawang putih dicampur dengan garam, kita tumbuk halus di kasih air hangat lalu buat ngompress bagian yang sakit .

Penyakit Tetanus

Penyakit ini paling sulit untuk bisa di obati namun ada bebarapa cara untuk pencegahan, yaitu dengan cara melakukan preventif dengan cara memotong plasenta yang basah dan agak panjang dan kemudian mengolesinya dengan kunyit dengan tujuan agar tidak terkena baksil tetanus yang biasanya melalui ujung plasenta ini.

Penyakit Diare /Mencret

Penyakit ini juga kadang menyerang kambing etawa yang biasanya di sebabkan makanan sejenis yang berlebihan atau karena kambing memakan hijauan makanan ternak yang berupa daun yang masih terlalu muda yang berlebihan
Untuk mengatasi penyakit Mencret pada kambing etawa cukup menggunakan mahkota dewa, jika di daerah anda tersedia buah mahkota dewa itu bisa kita gunakan untuk obat mencret, cara nya adalah dengan mengiris iris beberapa buah mahkota dewa kemudian campukan dengan garam serta air panas ,sesaat setelah dingin minumkan pada kambing yang terserang diare atau mencret tersebut , jika di daerah anda susah menemukan buah mahkota dewa anda bisa melakukan terapi makanan kambing dengan mencampur daun jambu biji yang di campur dengan garam secukupnya.

Nah itu beberapa penyakit ringan pada jenis kambing etawa mudah mudahan bermanfaat
                                     
                  Di kutip dan disadur dari beberapa bacaan dan informasi di Internet

Sunday, November 22, 2009

KAMBING ETAWA

                                                                                           Di Kutip dari Tony’s Situs

                                          Cerita Kambing Etawa

JAMUNAPARI = JAMNAPARI = ETAWA

PERANAKAN ETAWA  PE

PERSELINGKUHAN ETAWA   PE

Dimulai dari New Dehli, dilanjutkan dengan melangka wira wiri ,langak longok, utag-atog serta asruk-asrukan kesana kemari. Akhirnya harus di akui bahwa India beserta masyarakatnya, mempunyai kebudaya-an yang luar biasa mengagumkan. Sebut saja salah satu yang sangat populer yaitu TAJ MAHAL di Agra, saya tidak akan pernah menghargainya, jika saya tidak ingin tahu lebih dalam mengenai Kambing PE.

Belum lagi permainan Tabla, Dhol dengan Tari Perutnya, busyeeet deh bisa lupa urusan Kambing PE, yang terbayang terus hanya si Penari berhidung mancung berkulit Putih bersih dan si Penyanyi yang tinggi langsing berkulit Hitam Gelap, keduanya persis seperti warna dasarnya Kambing PE di Indonesia yaitu Putih dan Hitam. Sedangkan perut si penarinya kalau di cermati dengan lebih teliti , ternyata sama persis dengan perut Kambing PE Betina Remaja.

Itulah sekelumit gambaran kenikmatan yang di dapat, dalam urusan keingin tahuan saya mengenai Kambing PE. Walaupun sebenarnya dengan langsung bertanya pada Pak RT atau RW, kalau di Indonesia  jawaban yg sama juga bisa saya dapatkan.



Peranakan Etawa adalah nama jenis Kambing Perah yang banyak terdapat di Jawa Tengah. Mengapa banyak di Ja-Teng, mengapa namaya Peranakan Etawa kemudian menjadi populer dengan sebutan Kambing PE, sudah banyak yang membahas dan menulisnya menurut versinya masing-masing atau SeenPeri yang artinya Se-enak Perutnya Sendiri.

Berikut saya persembahkan artikel SeenPeri mengenai Kambing Peranakan Etawa

Jamunapari sangat terkenal sebagai Kambing Perah terbaik di India, ditempat asalnya kambing ini biasa di sebut sebagai “Pari”, yang kira-kira berarti Anggun ( saya lupa persisnya), karena penampilannya memang tinggi, lehernya jenjang, langkahnya anggun, wajahnya selalu tersenyum. Yang betina selalu menyapa saya dengan kata-kata “Halau Sayaaaaang”, namun kedengarannya seperti Embeeeeeeeee-Embeeeeeeeeeeeeeee.dan Yang Jantan Mboooooookkk Mbooookkkkk.

Daerah asalnya adalah di Cakarnagar (mirip Cakranagara), yg beda di District ETAWAH, Negara Bagian Utar Prades. Habitatnya di sepanjang daratan (delta) antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Dan juga di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, negara bagian Madya Prades, yang berada di sebelah timur kota Dehli (deket Taj Mahal) merupakan tempat asalnya kambing PE.

Itulah sebabnya waktu tanya sana tanya sini, sambil memperlihatkan foto/gambar PE, semua menganjurkan untuk datang dan mencari ke Dehli, dan bukan ke Etawah. Karena di India namanya bukan kambing Etawah tapi Jamunapari, yang artinya Keanggunan Jamuna.

Jamunapari telah lama menyesuaikan atau beradaptasi dengan tempat habitatnya tersebut di atas, yang sangat subur dan banyak tumbuh hijauan. Akibatnya dia tidak mampu hidup di tempat lainnya, sehingga Jamunapari tidak bisa di temukan di daerah lainnya.

Habitat mereka terbentang antara Districk Etawah kearah timur, menyeberangi sungai Jamuna seluas lebih dari 85.000 hektar. Keadaan tanahnya berlembah lembah dan berjurang jurang dengan kedalaman antara 5 meter sampai dengan 30 meter. Pada musim panas suhu udara bisa mencapai 120F, pada musim dingin 25F, dengan curah hujan kira-kira 30 inchi.

Lembah-lembah tersebut tertutupi oleh padatnya berbagai tanaman hijauan yang sangat subur, yang antara lain: Bajara – Gram – Plum – Babool – Akasia – Hingota – Congkra – Arhar (nama Indonesia-nya saya tidak pernah tahu). Dan semua tumbuhan tersebut sangat tergantung pada curah hujan, karena tidak ada saluran irigasi yang saya lihat

Warna utama Jamunapari yang sangat di dambakan adalah Putih Bersih (seperti warna penari perut di atas). Bulunya pendek, kecuali pada bagian paha dan kaki belakang yang berbulu panjang.

Hidungnya melengkung atau bengkok, seperti hidungnya tentara Romawi. Tanduknya menjulang ke atas, pada kambing dewasa panjang tanduknya bisa mencapai 25 cm

Kupingnya terjuntai panjang. Lehernya panjang dan kuat dan selalu lurus tegak. Punggungnya melengkung ke bawah dan sangat kuat. Ekornya pendek , seperti ekor kelinci, dan selalu ngacung ke atas. Kombinasi tampilan tersebut , membuat Jamunapari betul-betul nampak sangat anggun.

Kuping yang menjuntai panjang kebawah, merupakan ciri yang sangat unik dan menjadi dasar perilakunya yang nampak sangat aneh.

Pada anak Jamunapari yang baru berumur sekitar enam bulan, kupingnya bisa mencapai 20 cm panjangnya, sedangkan pada yang dewasa panjangnya bisa mencapai lebih dari 30 cm. Sehingga kupingnya selalu jauh lebih panjang dari pada panjang wajahnya. Pada saat kepala kambing ini menunduk, maka kupingnya akan menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum mulutnya menyentuh tanah, bahkan kuping yang panjang tersebut juga akan menutupi kedua belah matanya saat menunduk untuk menggigit rumput yang berada di di tanah.

Rahang atas Jamunapari selalu lebih pendek dari pada rahang bawahnya, orang Bandung nyebutnya “Cameuh”, dokter gigi nyebutnya Brachygnathia. Hal ini juga menjadi ciri utama Jamunapari, yang juga mempersulit bahkan tidak memungkinkan dirinya untuk memakan rumput pendek di tanah.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Mercedes-Benz Cars. Powered by Blogger